Wednesday, December 21, 2011

Maya-Misteri Dunia dan Cinta

Maya-Misteri Dunia dan Cinta

Judul : Maya-Misteri Dunia dan Cinta
Penulis : Jostein Gaarder
Penerbit : Mizan
Tahun : 2008
Halaman : 458




Tahun 2000 memang masih dua tahun lagi. Tetapi banyak orang sudah berkumpul di Pulau Taveuni, Fiji. Pulau yang berjulukan date-line itu dipilih untuk menyaksikan pergantian millenium baru karena disanalah tahun baru akan terjadi lebih dulu dibanding belahan bumi yang lain. Dengan menaiki sebuah pesawat kotak korek api, Frank Andersen menuju Pulau itu. Disana, sudah ada penulis asal Inggris bernama John Spooke, pasangan suami-istri dari Spanyol Ana dan Jose, serta Laura, dan Bill yang perannya tidak terlalu signifikan.

Masih dengan teknik surat-menyurat, Gaarder berusaha untuk merangkum proses evolusi manusia dari sudut pandang ahli biologi evolusioner. Frank yang mempunyai profesi sama dengan Vera, mantan istrinya bercerita tentang perjalanan yang ia alami di Fiji. Surat yang disampaikan oleh Frank hanya dalam bentuk satu arah. Tidak seperti Dunia Sophie maupun Bibbi Bokken dimana tokohnya saling berkirim surat. Surat-surat yang ditulis Frank ini dinarasikan oleh John Spooke dengan catatan tambahan diakhir cerita.

Surat untuk Vera yang dikirimkan Frank berjumlah 343 halaman. Ia menceritakan perenungan-perenungannya mengenai alam semesta. Keindahan alam di Fiji serta banyaknya spesies-spesies yang ditemuinya semakin menguatkan pendapat Frank tentang evolusi. Agak jengkel kadang ketika Frank menunjuk seekor katak maupun berudu sebagai nenek moyang bangsa manusia. Frank seakan-akan berterimakasih kepada hewan-hewan tersebut karena telah menjadikannya seorang manusia.

Selain keindahan alam Fiji, ada hal lain yang menarik perhatian Frank yaitu Ana dan Jose. Pasangan dari Spanyol itu mengatakan sesuatu yang misterius. Dalam bahasa Spanyol mereka saling melontarkan kalimat-kalimat yang aneh namun penuh teka-teki. Frank yang mengerti bahasa Spanyol diam-diam menguping pembicaraan pasangan itu dan mencatatnya. Sesuatu mengenai Ana kembali membuat Frank penasaran. Ia merasa pernah bertemu dengan Ana. Ketika ia bertanya kepada Jose dan Ana, laki-laki itu marah sedangkan istrinya tertunduk diam.

Rasa frustasi Frank terhadap Ana membuatnya ingin minum minuman keras. Maka ketika ia sampai dikamarnya, ia bertemu seekor tokek yang ia namakan Gordon. Sesuai merk minuman itu. Percakapan imajiner antara Frank dan Gordon terjadi. Masih membahas tentang tujuan penciptaan alam semesta, Gordon terlihat menggurui Frank dan bersikap sok bijaksana. Percakapan ini ikut mendominasi isi surat Frank terhadap Vera.

Setelah perenungan yang panjang dalam isi surat itu, Jostein Gaarder memberikan kita kejutan sehingga memutarbalikkan fakta atas apa yang selama ini kita yakini. Melalui percakapan dengan Jose, Frank mulai percaya bahwa kejadian yang kita alami saat ini-lah yang memengaruhi kita dimasa lalu. Jose mengajak Frank untuk bermain dengan dongeng-dongeng mengenai Ana yang sangat mirip dengan lukisan terkenal karya Goja yang bernama Maya. Siapakah sebenarnya Ana yang mempunyai nama belakang Maya? Apakah ia adalah wanita yang hidup dua ratus tahun yang lalu?

Berbicara Seni
Gaarder memberikan ‘bumbu’ berupa misteri lukisan La maja desnuda (Maya telanjang) dan La maja vestida  (Maya memakai baju). Sampai saat ini memang belum diketahui secara pasti siapa model dari lukisan itu. Imajinasi Gaarder terhadap asal-usul siapa model dari kedua lukisan Maya sangat menarik. Kalau mau melihat lukisan ini, kita bisa berkunjung ke Prado, Spanyol. Lukisan ini dipamerkan sejak tahun 1901.

Mengajak untuk Merenung
Seperti ciri khas tulisan-tulisan karya Gaarder lainnya, Maya mengajak kita untuk merenung. Apakah penciptaan dunia ini terjadi secara tidak sengaja? Atau karena sudah direncanakan?

Seseorang bertanya : Seberapa besarkah kemungkinan sesuatu tercipta dari ketiadaan? Atau tentu saja seballiknya: berapa besarkah kemungkinan sesuatu ada untuk selamanya? Dan apakah bahkan mungkin untuk menghitung kemungkinan suatu materi kosmos menyeka tidur berabad-abad dari matanya suatu pagi dan tiba-tiba terjaga, menyadari dirinya sendiri? (hal 432)

Evolusi manusia memang sudah lama menjadi perdebatan oleh kalangan agama maupun ilmuwan karena dianggap meniadakan penciptaan Tuhan. Namun tidak ada salahnya kita belajar asalkan tidak ikut mempercayainya. Melalui 52 manifesto kita diajak untuk berpikir lebih jauh mengenai manusia, alam semesta, kematian, dan juga cinta. Jika saat kita sekolah dulu belajar evolusi terasa sangat membosankan, maka kita perlu untuk membaca karya Gaarder yang satu ini.

Pendapat Saya
Buku ini lumayan 'berat' karena membahas filsafat dan evolusi sekaligus. Saya benar-benar harus berkonsentrasi saat membacanya. Apalagi untuk memahami percakapan yang dilakukan oleh Jose dan Ana. Sampai sekarang pun banyak kata-kata yang masih belum saya pahami. Jalan cerita kadang agak membingungkan. Saya harus kembali kehalaman sebelumnya agar 'nyambung'.

Tentang Penulis
Jostein Gaarder terkenal melalui novelnya Dunia Sophie yang menjadi best seller diseluruh dunia dan diterjemahkan kedalam lima puluh tiga bahasa. Sebagai mantan guru filsafat, ia selalu menyelipkan filsafat kedalam novel yang ia tulis. Penulis asal Norwegia ini tanggal 8 Agustus lalu baru saja berulang tahun yang ke-59. Ia mendirikan Sophie Foundation bersama istrinya, Siri yang didanai dari royalti Dunia Sophie.

 
Download (format ebook.exe)
Download ( format ebook.prc ) 

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Berkenan Singgah, Membaca & Cakap Di Blog Ini.Di Tunggu Kritik dan Saran untuk membangun lebih baik bagi...Mari budayakan Terima Kasih Bila Postingan ini bermanfaat dan membantu anda.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review